CANDI BOROBUDUR

LABUAN BAJO

Sabtu, 24 September 2016

PESONA CURUG TIGA TINGKAT SUKABUMI

CURUG CIKANTEH

Curug ini berlokasi di Desa Ciwaru, Kecamatan Ciemas, Sukabumi berjarak 135 km dari kota Sukabumi. Akses untuk menuju Curug Cikanteh memang masih sangat sulit, kalian harus menerobos semak-semak, mendaki gunung, bahkan menyebrangi sungai. Curug Cikanteh ini memang terkenal dengan cirikhasnya memiliki tiga tingkatan yang masing-masingnya memiliki nama. Tingkatan yang paling dasar di berinama Curug Sodong, sedangkan tingkatan yang kedua diberinama Curug ngelai, dan yang paling atas diberinama Curug Cikanteh.





Curug Cikanteh adalah jenis air terjun permanen, jadi apabila musim kemarau tiba debit air di Curug Cikanteh tidak berkurang ataupun mengecil. Untuk memasuki kawasain Curug Cikanteh kalian harus memasuki wilayah Taman Geopark Ciletuh. Di Geopark Ciletuh inilah Curug Cikanteh berada, tak hanya Curug Cikanteh. Di Geopark Ciletuh juga terdapat banyak curug yang akan membawa kalian ke suasana era zaman batu.



#PendakiSelow
#PesonaIndonesia



Kamis, 22 September 2016

GUNUNG RINJANI 3726 MDPL


Gunung Rinjani adalah gunung yang berlokasi di Pulau Lombok, NTB. Gunung yang merupakan gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3.726 mdpl ini merupakan gunung favorit bagi pendaki Indonesia karena keindahan pemandangannya.



Gunung Rinjani 3726 mdpl

Pendakian Gunung Rinjani (puncak) merupakan salah satu objek wisata yang menjadi andalan di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani. Gunung Rinjani sebagai gunung vulkanik yang masih aktif nomor 2 tertinggi di Indonesia. Puncak Gunung Rinjani merupakan tujuan sebagian besar para petualang dan pencinta alam yang mengunjungi kawasan ini karena apabila telah berhasil mencapai puncak itu merupakan suatu kebanggaan tersendiri. Animo komunitas pencinta alam di seluruh nusantara bahkan dari mancanegara dalam kegiatan pendakian cukup besar, ini terbukti dengan jumlah pengunjung yang melakukan pendakian setiap tahunnya mengalami peningkatan. Kegiatan pendakian secara besar-besaran dilakukan pada bulan Juli s/d Agustus, pada bulan Agustus (pertengahan) peserta pendakian umumnya didominasi oleh kalangan pelajar/mahasiswa dari seluruh Indonesia yang ingin merayakan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia di Puncak Gunung Rinjani dan Danau Segara Anak melalui kegiatan “Tapak Rinjani” yang diadakan secara rutin setiap tahunnya oleh salah satu kelompok pencinta alam di Pulau Lombok yang bekerjasama dengan Balai Taman Nasional Gunung Rinjani.




Plawangan Sembalun

Pesona unggulan Taman Nasional Gunung Rinjani yang sangat prospektif adalah Danau Segara Anak, lokasi ini dapat ditempuh dari dua jalur resmi pendakian yaitu jalur pendakian Senaru dan jalur pendakian Sembalun. Untuk mengunjungi Danau Segara Anak dari jalur Senaru dibutuhkan waktu tempuh sekitar 7 – 10 jam berjalan kaki (± 8 Km) dari pintu gerbang jalur pendakian Senaru. Sedangkan dari jalur pendakian Sembalun ditempuh dalam waktu 8 – 10 jam. Danau segara anak dengan ketinggian ± 2.010 m dpl dan kedalaman danau sekitar ± 230 meter mempunyai bentuk seperti bulan sabit dengan luasan sekitar 1.100 Ha. Disekitar Danau Segara Anak terdapat lahan yang cukup luas dan datar, dapat digunakan untuk tempat berkemping/berkemah, juga pengunjung bisa memancing ikan di danau atau berendam di air panas yang mengandung belerang.



Danau Segara Anak

Obyek lainnya di sekitar Danau Segara Anak adalah Hulu Sungai Koko Puteq ± 150 meter dari Danau Segara Anak. Selain itu terdapat pula Goa Susu, Goa Manik, Goa Payung, Goa Susu dipercaya dapat dijadikan media bercermin diri serta sering pula dipergunakan sebagai tempat bermeditasi. Sedangkan di bagian bawah Danau Segara Anak terdapat sumber air panas (Aik Kalak Pengkereman Jembangan) yang biasa digunakan untuk menguji dan memandikan benda-benda bertuah (Pedang, Keris, Badik, Tombak, Golok, dll) dimana jika benda-benda tersebut menjadi lengket apabila direndam itu menandakan benda-benda tersebut jelek/tidak memiliki kekuatan supranatural, sebaliknya apabila benda-benda tersebut tetap utuh berarti benda tersebut memiliki kekuatan supranatural/dipercaya memiliki keampuhan.



Puncak Rinjani

Gunung Agung di Bali, Gunung Raung di Banyuwangi dan Gunung Tambora di Sumbawa terlihat jelas saat cuaca bagus di pagi hari. Untuk mendaki Rinjani tidak diperlukan alat bantu, cukup stamina, kesabaran dan gairah pendaki.

Sumber : Wikipedia Indonesia









#PendakiSelow
#PesonaIndonesia

GUNUNG GEDE 2958 MDPL




Gunung Gede 2958 mdpl


Gunung Gede merupakan sebuah gunung yang berada di Pulau Jawa, Indonesia. Gunung Gede berada dalam ruang lingkup Taman Nasional Gede Pangrango, yang merupakan salah satu dari lima taman nasional yang pertama kali diumumkan di Indonesia pada tahun 1980. Gunung ini berada di wilayah tiga kabupaten yaitu Kabupaten Bogor, Cianjur dan Sukabumi, dengan ketinggian 1.000 - 3.000 m.



Gunung Gede mempunyai keadaan alam yang khas dan unik, hal ini menjadikan Gunung Gede sebagai salah satu laboratorium alam yang menarik minat para peneliti sejak lama. Gunung Gede maupun kawasan Taman Nasional Gede Pangrango juga merupakan objek wisata alam yang menarik dan banyak dikunjungi oleh wisatawan baik domestik maupun internasional.




Alun - Alun Surya Kencana


Beberapa lokasi objek wisata di Gunung Gede yang patut dikunjungi :

  1. Telaga Biru. Danau kecil berukuran lima hektare (1.575 meter dpl.) terletak 1,5 km dari pintu masuk Cibodas. Danau ini selalu tampak biru diterpa sinar matahari, karena ditutupi oleh ganggang biru.
  2. Air terjun Cibeureum. Air terjun yang mempunyai ketinggian sekitar 50 meter terletak sekitar 2,8 km dari Cibodas. Di sekitar air terjun tersebut dapat melihat sejenis lumut merah yang endemik di Jawa Barat..
  3. Air Panas. Terletak sekitar 5,3 km atau 2 jam perjalanan dari Cibodas.
  4. Kandang Batu dan Kandang Badak. Untuk kegiatan berkemah dan pengamatan tumbuhan/satwa. Berada pada ketinggian 2.220 m. dpl dengan jarak 7,8 km atau 3,5 jam perjalanan dari Cibodas.
  5. Puncak dan Kawah Gunung Gede. Panorama berupa pemandangan matahari terbenam/terbit, hamparan kota Cianjur - Sukabumi - Bogor terlihat dengan jelas, atraksi geologi yang menarik dan pengamatan tumbuhan khas sekitar kawah. Di puncak ini terdapat tiga kawah yang masih aktif dalam satu kompleks yaitu kawah Lanang, Ratu dan Wadon. Berada pada ketinggian 2.958 m. dpl dengan jarak 9,7 km atau 5 jam perjalanan dari Cibodas.
  6. Alun-alun Suryakencana. Dataran seluas 50 hektare yang ditutupi hamparan bunga edelweiss. Berada pada ketinggian 2.750 m. dpl dengan jarak 11,8 km atau 6 jam perjalanan dari Cibodas.




Kawah Gunung Gede


Untuk mencapai lokasi Taman Nasional Gede Pangrango bisa ditempuh melalui rute Jakarta - Bogor - Cibodas dengan waktu sekitar 2,5 jam (± 100 km) menggunakan mobil, atau Bandung - Cipanas - Cibodas dengan waktu 2 jam (± 89 km), dan Bogor-Salabintana dengan waktu 2 jam (52 km).


Sumber : Wikipedia Indonesia








#PendakiSelow
#PesonaIndonesia


Selasa, 20 September 2016

EKSOTISME PULAU PARI DENGAN PANTAI PASIR PERAWANNYA



Hai sobat pendaki semuanya, kali ini kita mau cerita lagi nih tapi untuk kali ini kita gak mendaki gunung melainkan backpacker ke sebuah pulau ...
Yaa, kali ini kita mau cerita tentang pengalaman kita ke Pulau Pari, tepatnya disalah satu Kepulauan Seribu yang masih menjadi Kabupaten Administrasi DKI Jakarta .
Langsung aja ya gan ...


Dermaga Pulau Pari


Jumat, 25 Desember 2015
Pagi itu sekitar Pkl.05.00 wib pagi kita berangkat menggunakan sepeda motor menuju Pelabuhan Kali Adem, Angke . Yahh karena jalannya yang rada muter - muter akhirnya kita sampai pelabuhan sudah menjelang Pkl.07.00 wib, alhasil semua pelayaran yang menuju Pulau Pari sudah penuh dengan penumpang, mau gak mau deh kita terpaksa naik juga dengan berhimpit - himpitan .
Akhirnya kita berangkat juga menuju Pulau Pari dan sampai disana sekitar Pkl.10.00 wib, lumayan lama juga sih dan saya sendiri sempat agak - agak sedikit mabok laut, hehehe ...
Sampai di Pulau Pari kita sempat mampir kerumah kenalan teman disana, lumayan juga kan kalau ada kenalan bisa istirahat sambil ngopi - ngopi .




Jalan Utama Pulau Pari

Siang itu juga kami mencari penginapan yang di rekomendasiin sama teman disana, setelah dapat penginapan dan beres - beres lanjut deh kita berpetualang di Pulau Pari .
Destinasi pertama yang kita kunjungi adalah sebuah pantai yang putih, indah, bersih dan menyejukkan, pantai yang terkenal di Pulau Pari, Pantai Pasir Perawan .


Eksotisme Pantai Pasir Perawan

Hampir seharian kita menikmati indahnya pasir putih pantai dengan bermain di sepanjang pantai, ternyata tidak hanya turis lokal saja loh yang datang, kita menemukan turis mancanegara juga disana .


Ceria bersama menikmati pasir putih

Setelah puas bermain di Pantai Pasir Perawan destinasi selanjutnya kita menuju Pantai Bintang, yahh namanya juga main di pulau objek wisatanya pastilah pantai semua, hehehe ...


Eksotisme Pantai Bintang


Bersantai sejenak di Pantai Bintang


Ehh iya tapi kata penduduk lokal setempat katanya ada sebuah gunung juga disana, setelah kita telusuri ternyata bukan gunung melainkan sebuah gundukan tanah yang boleh dibilang hampir menyerupai bukit untuk kita bisa melihat pemandangan pantai dengan "sunset" nya .


Sunset di Pulau Pari


Narsis bersama sunset

Tapi memang benar, memandang sunset dari tempat tersebut sangatlah indah .

Sabtu, 26 Desember 2015
Siang itu kita harus kembali lagi ke Jakarta setelah puas bermain di pantai Pulau Pari . Maklum waktu yang sedikit harus benar - benar di manfaatkan sedemikian rupa, hehehe ...
Pkl.15.30 wib kita sudah tiba kembali di Pelabuhan Kali Angke, setelah beristirahat sejenak dan makan siang ya sudah lumayan telat kita melanjutkan perjalanan menuju rumah .


Berselfie ria di Kapal Motor


Ada banyak cerita seru disana, tempat yang indah yang tidak akan pernah dilupakan ...





Estimasi biaya :

Parkir motor sehari semalam : Rp.50.000,-
Tarif penyeberangan Kapal Motor PP : Rp.80.000,-
Retribusi pelabuhan : Rp.2.000,-
Biaya penginapan semalam : Rp.300.000,-
Tiket masuk Pantai Pasir Perawan : Rp.10.000,-
Tiket masuk Pantai Bintang : Rp.5.000,-


#PendakiSelow
#PesonaIndonesia


KUTOARJO, WONOSOBO, DIENG, JOGJAKARTA & PURWOKERTO, BACKPACKERAN 5 KOTA ALA PENDAKI SELOW

Hai sobat pendaki semua, siapa sih yang tidak kenal Dieng, ya merupakan salah satu objek wisata yang terletak di Wonosobo dengan pemandangan alamnya yang menakjubkan karena di kelilingi oleh beberapa pegunungan diantaranya gunung - gunung yang terkenal nih seperti Gunung Prau, Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing.
Langsung aja nih kita mau berbagi cerita pengalaman ke Dieng tepatnya akhir 2014 lalu, sudah cukup lumayan lama yahh, hehehe ...



Selamat Datang Dieng



Rabu, 24 Desember 2014
Tepatnya pkl.05.30 wib kereta yang kami naiki berangkat dari Stasiun Pasar Senen menuju Stasiun Kutoarjo menggunakan kereta Kutojaya Utara, maklum namanya juga "long weekend" jadi harus pasrah menggunakan kereta api ini karena susahnya dapat tiket kereta ...



Selfie di Kutojaya

Pkl.14.00 wib kami tiba di Stasiun Kutoarjo, langsung bergegas menuju kampung halaman tercinta dengan sewa bus karena rombongan kami lumayan banyak.
Karena sampai kampung halaman sekitar pkl.14.30 wib dan masih banyak waktu maka kami pun menghabiskan waktu bersama di Pantai Jatimalang dekat dengan rumah sambil menikmati sunset ...
Pantainya lumayan sepi, boleh dibilang sih "private beach" jadinya, padahal itu sudah masuk long weekend loh.


Menikmati Sunset di Jatimalang

Selesai menikmati suasana pantai dan makan malam ala - ala seafood kami bergegas pulang untuk beristirahat untuk kembali melanjutkan perjalanan besok ke Dieng.


Keceriaan di Jatimalang


Kamis, 25 Desember 2014
Pkl.07.00 wib pagi kami bergegas melanjutkan perjalanan ke Dieng ditemani hujan rintik - rintik, maklum saja karena hari itu pas dengan libur natal.
Dari rumah kami berangkat dengan sewa bus menuju terminal Prembun, lalu dilanjutkan dengan naik bus umum menuju Wonosobo, sepanjang perjalanan yang kamj lalui terhampar sawah dan pegunungan yang sejuk dipandang.



Foto bersama sebelum melanjutkan perjalanan

Pkl.11.00 wib kami sampai di daerah Wonosobo, oh iya kalau naik bus umum dari Prembun jangan turun di terminal ya, tapi turunnya di pertigaan yang mau ke arah Dieng sebelum terminal, bilang saja sama kondekturnya mereka sudah hafal.
Lalu kami melanjutkan naik bus kecil ke arah Dieng, jalan yang kami lalui menanjak, dan terus menanjak dengan sisi kiri tebing dan sisi kanan jurang, ada beberapa longsoran kecil di sisi kiri jalan, tapi jangan khawatir jalan rayanya aman kok karena ada pembatasnya dan juga aspalnya mulus.


Selamat datang Dieng

Sore harinya sekitar pkl.14.30 wib kami tiba di Dieng, dengan modal bertanya kepada supir bus nya maka kami dikenalkan penginapan didalam komplek Candi Arjuna, lumayan kan kita dengan bebas melihat - lihat keindahan candi tanpa harus membayar pintu masuknya, hehehe ...


Komplek Candi Arjuna

Sore harinya sampai malam hari kami puas berfoto ria di komplek Candi Arjuna. Objek wisata ini buka hingga larut malam.



Narsis ala Pendaki Selow


Jumat, 26 Desember 2014
Pagi - pagi sekali kami sudah bangun, sekitar pkl.03.00 wib untuk kemudian melanjutkan perjalanan menuju Bukit Sikunir, yaa siapa yang tidak tahu dengan Bukit Sikunir yang terkenal dengan Golden Sunrisenya. Dengan menyewa 2 buah mobil kami berangkat pagi itu juga. Jalan dari parkir mobil menuju Bukit Sikunir lumayan agak jauh dan menanjak dan juga gelap, jadi disarankan untuk membawa senter ya dan jangan lupa pakai mantel atau jaket karena cuaca di Dieng sangat dingin, kalau musim kemarau cuacanya bisa mencapai -15 derajat.
Sayang ketika kami tiba diatas tertutup kabut karena musim hujan, tapi tidak apalah setidaknya sudah pernah merasakan ke Bukit Sikunir.



Menanti sunrise di Bukit Sikunir



Bukit Sikunir


Berpose di pintu masuk


Para Bidadari Pendaki Selow

Sekitar pkl.08.00 wib kami bergegas turun untuk kemudian melanjutkan perjalanan menuju Kawah Sikidang dan Telaga Warna.



Pintu masuk Kawah Sikidang


Kawah Sikidang


Telaga Warna


Indahnya Telaga Warna

Sungguh benar - benar indah ciptaan Tuhan pada negeri ini, kawah yang bersih dan rapi, telaga yang sunyi dan bening, membuat kita betah berlama - lama.
Sekitar pkl.11.00 wib kami bergegas ke penginapan, beristirahat dan juga beres - beres untuk melanjutkan perjalanan menuju destinasi berikutnya.
Setelah puas berfoto - foto di Dieng, kami menyewa bus untuk melanjutkan perjalanan ke Jogjakarta.
Pkl.15.00 wib kami berangkat dari Dieng dan sampai di Jogjakarta sekitar pkl.21.00 wib, kami tidak mendapatkan penginapan karena hari libur panjang, alhasil kami semua menginap di mesjid di Jalan Malioboro.

Sabtu, 27 Desember 2014
Pagi harinya kami melanjutkan misi kami untuk keliling Jogjakarta, karena waktu yang terbatas jadi kami hanya berkeliling dan membeli oleh - oleh di seputaran Malioboro saja.



Malioboro pagi hari


Menelusuri kawasan Malioboro

Hari menjelang sore dan tak terasa kami harus meninggalkan Jogjakarta, kota yang tertib dan penduduknya yang ramah.
Pkl.16.00 wib kami bergegas menuju Purwokerto dengan menaiki kendaraan umum.
Lumayan jauh juga dan macet, sampai di Terminal Purwokerto sekitar pkl.23.30 wib, dari terminal kami pun harus melanjutkan perjalanan menuju stasiun dan ternyata jaraknya lumayan jauh.

Minggu, 28 Desember 2014
Pkl.01.30 wib kami tiba di Stasiun Purwokerto dan memutuskan untuk menginap disana, karena di Purwokerto kami tidak ada yang punya kenalan sama sekali.



Menanti fajar di Purwokerto

Pkl.06.30 wib, kami berangkat menuju Jakarta menggunakan kereta api Serayu melalui jalur selatan, sungguh perjalanan yang sangat amat lama karena harus memutar melalui Bandung.
Pkl.17.30 wib kami tiba di Stasiun Jakarta Kota.
Ahh rasanya lelah ini akan terbayarkan oleh pengalaman dan juga keseruan kami bersama.
Selamat tinggal Kutoarjo, selamat tinggal Dieng, selamat Tinggal Jogjakarta, selamat tinggal Purwokerto, mungkin suatu saat nanti kami akan kembali lagi kesana ...


Tiba di Stasiun Jakarta Kota


Estimasi biaya :


  • Tiket Ka.Kutojaya Pasar Senen - Kutoarjo : Rp.110.000,-
  • Bus Kutoarjo - Prembun : Rp.15.000,-
  • Bus Prembun - Wonosobo : Rp.25.000,-
  • Bus Wonosobo - Dieng : Rp.15.000,-
  • Sewa mobil 1 hari : Rp.300.000,-
  • Sewa Bus Dieng - Jogjakarta Rp.1.200.000,-
  • Bus Malioboro - Terminal Jogjakarta Rp.5.000,-
  • Bus Jogjakarta - Purwokerto Rp.35.000,-
  • Tiket Ka.Serayu Purwokerto - Jakarta Kota Rp.67.000,-



#PendakiSelow
#PesonaIndonesia

Senin, 19 September 2016

GUNUNG IJEN, BANYUWANGI


Gunung Ijen adalah sebuah gunung berapi aktif yang terletak di perbatasan antara Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. Gunung ini memiliki ketinggian 2.443 mdpl dan terletak berdampingan dengan Gunung Merapi. Gunung Ijen terakhir meletus pada tahun 1999. Salah satu fenomena alam yang paling terkenal dari Gunung Ijen adalah kawah yang terletak di puncaknya. Untuk mendaki ke gunung ini bisa berangkat dari Banyuwangi ataupun dari Bondowoso.




Api Biru Kawah Ijen


Untuk mencapai kawah Gunung Ijen dari Banyuwangi, bisa menggunakan kereta api ekonomi dengan tujuan Banyuwangi dan turun di Stasiun karangasem kemudian naik ojek dengan tujuan Kecamatan Licin dan Desa Banyusari. Dari Banyusari, perjalanan dilanjutkan menuju Paltuding dengan menumpang truk pengangkut belerang atau menggunakan bus dan turun di Banyuwangi kota kemudian naik ojek bisa langsung ke Paltuding atau ke Desa Banyusari juga bisa namun dengan menggunakan bus tarif yang dikeluarkan akan lebih mahal. Pintu gerbang utama ke Cagar Alam Taman Wisata Kawah Ijen terletak di Paltuding, yang juga merupakan Pos PHPA (Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam). 




Kawah Ijen Siang Hari

Alternatif rute adalah Bondowoso - Wonosari - Tapen - Sempol - Paltuding. Fasilitas lain yang dapat dinikmati oleh pengunjung antara lain pondok wisata dan warung yang menjual keperluan pendakian untuk menyaksikan keindahan kawah Ijen. Dari Paltuding berjalan kaki dengan jarak sekitar 3 km. Lintasan awal sejauh 1,5 km cukup berat karena menanjak. Sebagian besar jalur adalah dengan kemiringan 25-35 derajat. Selain menanjak, struktur tanahnya juga berpasir sehingga menambah semakin berat langkah kaki karena harus menahan berat badan agar tidak merosot ke belakang. Setelah beristirahat di Pos Bunder (pos yang unik karena memiliki bentuk lingkaran), jalur selanjutnya relatif agak landai, selain itu wisatawan / pendaki disuguhi pemandangan deretan pegunungan yang sangat indah. Untuk turun menuju ke kawah harus melintasi medan berbatu-batu sejauh 250 meter dengan kondisi yang terjal.




#PesonaIndonesia

Minggu, 18 September 2016

MENAPAKI INDAHNYA JALUR RITUAL GUNUNG ARJUNA 3339 MDPL





Gunung Arjuna

Hai pendaki apa kabarnya semua, kali ini kita mau cerita nih tentang pengalaman seru mendaki Gunung Arjuna melaui jalur ritual. Kali ini kita bersama tim 8 orang ingin mencoba mendaki melalui jalur Purwosari. Mungkin kalian semua sudah pada tahu ya dimana letak Gunung Arjuna ?? Yapp bener banget, Gunung Arjuna itu berada di Malang, tepatnya berada di perbatasan Kabupaten Malang dan Kabupaten Pasuruan, dan berada di wilayah Taman Nasional Hutan Raya raden Soerjo. Untuk mencapai lokasi ini pun gak sulit kok dari arah Surabaya bisa langsung naik bis jurusan Malang dan turun di pos Tretes, atau kalau dari Malang bisa sewa angkot langsung ke Pos Tretes atau buat kalian yang dari Jakarta bisa langsung naik kereta Jayabaya jurusan Pasar Senen - Malang turun di stasiun Lawang, dari arah stasiun tinggal naik angkot menuju Tretes atau bisa juga menuju Purwosari.


Langsung aja nih kita mau cerita pengalaman naik ke Gunung Arjuna melalui Purwosari.

Senin, 02 Mei
Tiba di Stasiun Malang langsung menuju taman sambil mencari sarapan pagi dan juga beristirahat sejenak melepas lelah setelah melakukan perjalanan selama kurang lebih 16 jam menggunakan Kereta Matarmaja. Setelah selesai makan dan beristirahat selanjutnya kami mencari sewaan angkot untuk mengantarkan kami ke Purwosari.
Siang hari kami tiba di Purwosari, tepatnya disebuah basecamp pendakian hasil dari kenalan teman saya yang berada di Malang, hehehe ...
Sore harinya sekitar pkl.17.00 kami melanjutkan perjalanan menuju pintu Purwosari dengan menyewa mobil bak terbuka dari basecamp dan ternyata perjalanannya lumayan jauh juga ...
Sampai di basecamp sekitar pkl.19.00 dilanjutkan dengan registrasi untuk 4 hari. Setelah selesai registrasi kami melanjutkan perjalan mendaki melalui pintu Purwosari. Tengah malam kami kami tiba di Pos 2 untuk beristirahat dan melepas lelah untuk melanjutkan perjalanan besok pagi.

Selasa, 03 Mei
Kondisi badan sudah fit karena sudah beristirahat kemudian kami melanjutkan perjalanan menuju Pos 3, siang hari kami sudah berada di Pos 6, perlu sobat pendaki ketahui ya bahwa jarak antara pos satu dengan yang lainnya relatif dekat, hanya saja jalurnya menanjak terus tidak ada bonusnya, hehehe ...


Selfie sebelum mendaki


Pos 4 : Eyang Semar

Dari Pos 4 menuju Pos 5 jalur pendakian tidak begitu menanjak dan jalur pendakiannya pun relatif dekat jaraknya.


Pos 5 : Makhutoromo

Jalur pendakian dari Pos 5 menuju Pos 6 hanya merupakan anak tangga yang terbuat dari batu yang disusun sedemikian rupa dan disini masih banyak kita jumpai arca2 serta patung peninggalan jaman kerajaan yang dipakai untuk petilasan.


Pos 6 : Candi Sepilar

Dari Pos 6 kami melanjutkan pendakian menuju Pos 7, jalur yang kami lalui menanjak dan lagi-lagi tidak ada bonusnya, untung saja masih ada pepohonan rindang disepanjang jalur yang membuat kami merasa nyaman dan sejuk.


Jalur Pendakian dari Pos 6 menuju Pos 7

Karena kondisi kami yang kelelahan akhirnya kami memutuskan untuk menginap semalam lagi di Pos 7.

Rabu, 04 Mei
Pagi hari setelah selesai sarapan alakadarnya dan membereskan tenda kami lalu bergegas kembali melanjutkan perjalanan menuju puncak Arjuna. Yahh memang pagi itu kami sarapan hanya sekedar memakan sosis saja dikarenakan kurangnya perbekalan air, kesalahan kami untuk menginap lagi semalam di Pos 7 membuat kami tidak terlalu banyak menggunakan air karena perlu sobat pendaki ketahui untuk sumber air hanya ada sampai di Pos 6 saja.


Pos 7 : Jawa Dipa

Tidak terasa hari semakin siang dan jalur pendakian pun semakin menanjak karena harus melewati sekitar 5 bukit untuk mencapai puncak.


Hutan Pinus menuju Puncak

Sekitar pkl.13.30 wib kami tiba di puncak Arjuna, ini merupakan suatu kebanggaan tersendiri karena boleh dibilang memaksakan diri untuk naik ke puncak dan ternyata berhasil, hehehehe ...


Puncak Arjuna 3339 mdpl

Setelah puas berfoto ria dan berselfie ria kami bergegas turun karena perjalanan yang masih lumayan jauh, kami turun melalui jalur Tretes, sepanjang perjalanan turun kami tidak menemukan pendaki sama sekali, yahh mungkin pada saat kami mendaki bukan merupakan hari libur atau long weekend kali ya ...
Sekitar pkl.19.30 wib kami tiba di Lembah Kijang, merupakan suatu lembah yang rasanya cukup nyaman untuk mendirikan tenda dan disinilah kami baru menemukan sumber air kembali. Karena cuacanya yang lumayan dingin kami bergegas untuk mendirikan tenda dan membuat makanan, setelah selesai semua kami lalu beristirahat karena kami memutuskan untuk menginap lagi semalam di Lembah Kijang.


Lembah Kijang

Kamis, 05 Mei
Pagi hari yang cerah di Lembah Kijang harus kami tinggalkan karena kami harus bergegas turun agar cepat mencapai basecamp kembali.
Namanya juga pendaki keong, jalan turunpun selalu santai, bayangkan saja untuk perjalan turun melalui Jalur Tretes yang notabene sudah ada jalur bebatuannya pun membutuhkan waktu yang lumayan lama, hehehe ....


Pondokan Pos 2 via Jalur Tretes

Sekitar pkl.17.30 wib kami tiba di basecamp Tretes, kami pun beristirahat sejenak sambil menunggu jemputan datang.
Pkl.19.30 wib kami tiba kembali di basecamp awal kami mendaki. Setelah selesai bersih2 dan makan malam kami beristirahat untuk melanjutkan perjalanan kembali besok ke Jakarta.

Jumat, 06 Mei
Pagi harinya kami bersiap untuk balik ke Jakarta, setelah sarapan dan berfoto ria di basecamp siang itu kami pamitan, perjalanan kali ini sungguh menyenangkan banyak cerita suka dan duka disana.
Sungguh pendakian kali ini tak kan pernah bisa dilupakan.



Terima kasih buat Mas Oman atas jamuannya dan juga penginapannya, suatu saat nanti pasti kita semua akan kembali lagi kesana ...


- Pos 1 : Gua Ontoboego
- Pos 2 : Tampuono
- Pos 3 : Eyang Sakri
- Pos 4 : Eyang Semar
- Pos 5 ; Makhutoromo
- Pos 6 : Candi Sepilar
- Pos 7 : Jawa Dipa
- Top Puncak : Puncak Ogal Agil

Estimasi Biaya :
- Ka.Matarmaja Pasar Senen - Malang PP : Rp.230.000
- Sewa losbak dari Purwosari - Basecamp PP : Rp.300.000
- Sewa angkot Malang - Purwosari PP : Rp.600.000
- Simaksi Pos Purwosari : Rp.23.000



#PesonaIndonesia
#PendakiSelow